Pengantar Telematika
Nama : Nurma Yeni Yuli Lestari
Kelas : 4 KA 40
Npm : 15111365
Dosen : Rifki Amalia
Nama : Nurma Yeni Yuli Lestari
Kelas : 4 KA 40
Npm : 15111365
Dosen : Rifki Amalia
1. Buatlah kesimpulan macam-macam
proposal yang ada tentang strategi kebijakan pembangunan telematika.
C. Penyusunan Institusional
D. Akomodasi terhadap nilai – nilai nasional
E. Interaksi dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya
Berdasarkan
perkembangan telematika, telematika di Indonesia memiliki tiga peran pokok, antara
lain :
1. Mengoptimalkan proses pembangunan.
Telematika memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada
masyarakat berupa sarana telekomunikasi yang memuahkan masyarakat saling
berinteraksi tanpa terhalang
jarak. Dengan telematika, proses komunikasi menjadi mudah sehingga mudah pula
untuk menyebarkan informasi dari satu daerah ke daerah lain.
2. Meningkatkan Pendapatan. Produk
dan jasa teknologi telematika merupakan komoditas yang memberikan peningkatan
pendapatan bagi perseorangan, dunia usaha bahkan negara dalam bentuk devisa
hasil ekspor jasa dan produk industri telematika.
3. Pemersatu bangsa. Teknologi
telematika mampu menyatukan bangsa melalui pengembangan sistem informasi yang
menghubungkan semua institusi dan area dengan cepat tanpa terhalang jarak
daerah masing-masing.
Ragam bentuk telematika yang di
sajikan merupakan apilkasi yang sudah berkembang di berbagai sektor kehidupan
sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi tumpang tindih. Semua kegiatan work
and play dapat menggunakan teknologi telematika sebagai penunjang kinerja semua
usaha di semua sektor kehidupan baik dalam sektor ekonomi, sosial dan budaya.
Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
1.
E-Goverment
E-goverment dihadirkan dengan maksud
untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah
ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi
Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan
dan mempelopori program aksi dan inisiatif untuk menigkatkan perkembangan dan
pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan
memantau pelaksanaannya. Tim tersebut memiliki beberapa terget. Salah satu targetnya
adalah pelaksanaan pemerintahan
online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja. E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintahan dan masyarakat, tetapi juga antar sesame unsur pemerintahan dalam lingkup nasional, bahkan internasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs secara online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.
online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja. E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintahan dan masyarakat, tetapi juga antar sesame unsur pemerintahan dalam lingkup nasional, bahkan internasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs secara online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.
2.
E-Commerce
Prinsip e-commerce tetap pada
transaksi jual beli. Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara
elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat
pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim.
Luasnya wilayah e-commerce ini, bahkan dapat meliputi perdagangan
internasional, menyangkut regulasi, pengiriman perangkat lunak (software), erbankan,
perpajakan, dan banyak lagi. E- commerce juga memiliki istilah lain, yakni
e-bussines. Contoh dalam kawasan ini adalah toko
online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine – Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.
online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine – Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.
3.
E-Learning
Globalisasi telah menghasilkan
pergeseran dalam dunia pendidikan, dari pendidikan tatap muka yang konvensional
ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Di Indonesia sudah berkembang pendidikan
terbuka dengan modus belajar jarak jauh (distance learning) dengan media
internet berbasis web atau situs. Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan dengan
adanya tekhnologi telematika, yang dapat menghubungkan guru dengan muridnya,
dan mahasiswa dengan dosennya. Melihat hasil perolehan belajar berupa nilai
secara online, mengecek jadwal kuliah,
tugas pun dapat dilakukan secara online baik lewat blog masing-masing maupun lewat situs kampus.
tugas pun dapat dilakukan secara online baik lewat blog masing-masing maupun lewat situs kampus.
Peranan web kampus atau sekolah
termasuk cukup sentral dalam kegiatan pembelajaran ini. Selain itu, web
bernuansa pendidikan non-institusi, perpustakaan online, dan interaksi dalam
group, juga sangatlah mendukung. Selain murid atau mahasiswa, portal e-learning
dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa memandang usia, maupun
pengalaman pendidikan sebelumnya. Hampir seluruh kampus di Indonesia, dan
beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA), telah memiliki web. Di DKI Jakarta, proses
perencanaan pembelajaran dan penilaian sudah melalui sarana internet yang
dikenal sebagai Sistem Administrasi Sekolah (SAS) DKI, dan ratusan web yang menyediakan
modul-modul belajar, bahan kuliah, dan hasil penelitian tersebar di dunia
internet sealin itu biasanya web-web kampus/sekolah memiliki perpustakaan
elektronik yang berisi arsip-arsip/ referensi-referensi buku yang dibutuhkan
oleh mahasiswa, sehingga mereka dapat mengaksesnya dengan mudah.
4.
Ensiklopedia
Sebagian perusahan yang menjajakan
ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD ROM untuk
menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak
hanya berisi tulisan dan gambar saja, tapi juga video, audio, tulisan dan
gambar, dan bahkan gerakan. Dan data informasi yang terkandung dalam
ensklopedia juga telah mulai tersedia di internet. Sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan maka data dan informasi yang terkandung dalam ensiklopedi
elektronik dapat diperbaharui.
5.
Video
Telenconference
Keberadaan teknologi ini
memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan,
saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana
diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan
pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang
bersifat sosial. Banyak faktor yang mempengaruhi dilaksanakan atau
tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut Miarso (2004)
adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan ketersediaan
para tenaga terampil.
Bentuk telematika lainnya masih
banyak lagi, antara lain ada e-medicine, e-laboratory, e-technology, e-research,
dan ribuan situs yang memberikan informasi sesuai bidangnya. Di luar berbasis
web, telematika dapat berwujud hasil dari kerja satelit, contohnya ialah GPS
(Global Position System), atau sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO, Google
Earth, 3G, dan kini 4G, kompas digital, sitem navigasi digital untuk angkutan
laut dan udara, serta teleconference.
Pemanfaatan Telematika di Bidang
Pendidikan
Menurut Miarso (2004) terdapat
sejumlah pilihan alternatif pemanfaatan di bidang pendidikan, yaitu :
01. Perpustakaan Elektronik
Perpustakaan yang biasanya
arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat
dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam
berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress
merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian
informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.
02. Surat Elektronik (email)
Dengan aplikasi sederhana seperti
email maka seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah
berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan
dapat bertanya lewat email.
03. Ensiklopedia
Sebagian perusahan yang menjajakan
ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD ROM untuk
menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak
hanya berisi tulisan dan gambar saja, tapi juga video, audio, tulisan dan
gambar, dan bahkan gerakan. Dan data informasi yang terkandung dalam
ensklopedia juga telah mulai tersedia di internet. Sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan maka data dan informasi yang terkandung dalam ensiklopedi
elektronik dapat diperbaharui.
04. Sistem Distribusi Bahan Secara
Elektronis (Digital)
Dengan adanya sistem ini maka keterlambatan
serta kekurangan bahan belajar bagi warga belajar yang tinggal di daerah
terpencil dapat teratasi. Bagi para guru SD yang mengikuti penyetaraan D2,
sarana untuk mengakses program ini tdk menjadi masalah karena mereka dapat
menggunakan fasilitas yang dimiliki kantor pos yang menyediakan jasa internet.
05. Tele-edukasi dan Latihan Jarak
Jauh dalam Cyber System
Pendidikan dan pelatihan jarak jauh
diperlukan untuk memudahkan akses serta pertukaran data, pengalaman dan sumber
daya dalam rangka peningkatan mutu dan keterampilan professional dari SDM di
Indonesia. Pada gilirannya jaringan ini diharapkan dapat menjangkau serta dapat
memobilisasikan potensi masyarakat yang lain, termasuk dalam usaha, dalam
rangka pembangunan serta kelangsungan kehidupan ekonomi di Indonesia, baik yang
bersifat pendidikan formal maupun nonformal dalam suatu “cyber system”.
06. Pengelolaan Sistem Informasi
Ilmu pengetahuan tersimpan dalam
berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak dalam bentuk buku, makalah
atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan
tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk
disket atau CD ROM, namun perlu dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi
itu mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik,
informasi ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir)
dapat dikelola dalam suatu sistem.
07. Video Teleconference
Keberadaan teknologi ini
memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan,
saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana
diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan
pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat
sosial.
Dampak Penggunaan Telematika
Berbagai macam bentuk yang menjadi
dampak penggunaan telematika merebak luas pada masyarakat. Dampak ini akan
memunculkan dan merubah pola kehidupan, bekerja, berusaha bahkan merubah
falsafah pada bidang-bidang tertentu. Dampak yang pasti adalah akan terjadinya
perubahan minat bekerja yang lebih efisien dalam arti benefit to cost ratio,
efektif dalam arti kualitas produk, jasa, dan pemerataan distribusi produk jasa
kepada masyarakat. Dampak yang akan muncul penggunaan telematika baik secara
langsung maupun tidak langsung, yaitu:
1. Penghematan transportasi dan
bahan bakar.
2. Menghindarkan jam-jam yang tidak
produktif menjadi lebih produktif.
3. Mengembangkan konsep kegiatan
tersebar secara merata ke seluruh daerah.
4. Menyuguhkan banyak pilihan sarana
telekomunikasi.
Posisi Indonesia Dalam Bidang
Telematika
Sejak AS, sebagai negara yang paling
awal mempunyai inisiatif dalam pembangunan superhighways informasi, meluncurkan
The National Infrastructure Information-nya pada tahun 1991, banyak negara
industri lainnya mengikutinya. Bulan Februari 1996 Inggris dan Jerman
memperkenalkan kebijakan-kebijakan superhighways informasi mereka, yaitu The
Information Society Initiative di Inggris dan program The Info 2000 di Jerman.
Tak lama kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah mengikutinya, seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super Corridor (MSC) dan Singapura dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia meluncurkan kebijakan super high ways informasi dengan nama nusantara 21. Beda antara nusantara 21 dengan kebijakan superhighways informasi negara lain dapat dijelaskan oleh 4 hal yaitu :
Tak lama kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah mengikutinya, seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super Corridor (MSC) dan Singapura dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia meluncurkan kebijakan super high ways informasi dengan nama nusantara 21. Beda antara nusantara 21 dengan kebijakan superhighways informasi negara lain dapat dijelaskan oleh 4 hal yaitu :
A. Evolusi Teknologi
Teknologi terus berubah. Prakiraan
perkembangan teknologi di masa mendatang sangat beragam. Di antara banyak
negara tidak ada persetujuan mengenai kebutuhan untuk menghubungkan dengan
kabel tempat-tempat paling jauh. Beberapa pakar berfikir bahwa teknologi
wireless yang didukung oleh satelit dengan orbit rendah mungkin dapat
mewujudkan komunikasi broadband dengan baik. Di Indonesia tampaknya terjadi
evolusi teknologi yang unik. Mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar
tinggal di pedesaan dan banyak yang buta huruf, sehingga tampaknya teknologi
visual dan pembicaraan (speech) akan lebih mendapat tempat di masyarakat dari pada
teknologi informasi dengan tulisan (text).
B. Struktur pasar dan strategi
industri
Para aktor strategi industri yang
terlibat dalam pembuatan superhighways informasi tidak tergantung pada negara
dimana mereka tinggal. Strategi-strategi dari para aktor utama dalam industri
content juga menggambarkan ketidakpastian mengenai masa depan peralatan layanan
informasi yang akan digunakan.
Karena tergantung struktur pasar,
bisa jadi di masa depan strategi yang tepat berada dalam pilihan alternatif
antara lain multimedia (seperti CD-ROM, perangkat lunak PC dan piringan video
digital) atau kabel (seperti TV kabel, telekomunikasi kabel dengan serat optic)
atau jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.
Di Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah urban, suburbia, dan rural. Untuk urban semua alternatif seperti multimedia, kabel, jejaring, telekomunikasi dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk daerah suburbia dan rural, tampaknya yang paling tepat adalah jejaring telekomunikasi dari berbagai teknologi yang sebelumnya telah ada dan tinggal mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu Nusantara 21 dipersiapkan mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.
Di Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah urban, suburbia, dan rural. Untuk urban semua alternatif seperti multimedia, kabel, jejaring, telekomunikasi dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk daerah suburbia dan rural, tampaknya yang paling tepat adalah jejaring telekomunikasi dari berbagai teknologi yang sebelumnya telah ada dan tinggal mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu Nusantara 21 dipersiapkan mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.
C. Penyusunan Institusional
Kebijakan – kebijakan superhighways
informasi melibatkan berbagai badan atau agen pemerintah yang berkoordinasi
secara fungsional, sektoral ataupun territorial. Dalam fungsinya, di AS atau
Inggris, pemerintah tidak mengontrol seluruh proses kebijakan karena telah ada
agen-agen regulasi independent. Di Indonesia yang berperan dalam N21 merupakan
tim yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) yang melibatkan banyak
menteri sesuai keppres 30 tahun 1997. Hal ini menunjukkan peran pemerintah
Indonesia masih sangat besar dibandingkan peran swasta, masyarakat dan
lain-lain. Adapula institusi yang lemah posisinya daripada TKTI, yaitu Kelompok
Kerja Penyusunan Konsep Buku Nusantara 21 yang terdiri dari 14 kelompok yang
terdiri dari wakil Telkom, Indosat, dan Universitas.
D. Akomodasi terhadap nilai – nilai nasional
Walaupun label “masyarakat
informasi” yang sama digunakan di berbagai negara, visi sosial yang
dikandungnya memiliki content local yang unik, yang berpijak pada nilai-nilai
sosial dasar masing-masing masyarakat setiap negara. Di Indonesia, konsep
superhighways informasi N21 tidak terlepas dari aspek Wawasan Nusantara yang
heterogen dan Ketahanan Nasional, baik dari segi ekonomi, sosial, politik,
serta pertahanan keamanan, yang telah muncul sejak adanya konsep satelit. Bahkan
N21 sesungguhnya merupakan pemutakhiran dari Palapa, dengan tetap menggunakan
pendekatan pada nilai-nilai yang mempersatukan nusantara. Selain itu, N21
tercakup juga dalam program Multimedia Asia (M2A), program yang bertujuan
mempersatukan wlayah Asia melalui telematika.
E. Interaksi dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya
Melalui tiga analisis yang umumnya
dilakukan di semua negara (daya saing ekonomi, perbaikan kondisi sosial,
liberalisasi telekomunikasi), juga analisis spesifik untuk masing- masing
negara, kebijakan superhighways juga dihubungkan kepada kebijakan-kebijakan
publik lainnya.
Di Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan kebijakan – kebijakan mengenai daya saing ekonomi masyarakat Indonesia menghadapi pasar global, kebijakan pengurangan kesenjangan antara lapisan sosial ekonomi, kebijakan pertumbuhan industri nasional khususnya industri teknologi telekomunikasi, kebijakan perbaikan kondisi sosial masyarakat, kebijakan peningkatan pendidikan dan pengajaran serta kebijakan melestarikan kebudayaan nasional.
Sedangkan mengenai kebijakan liberalisasi telekomunikasi tampaknya tidak terlalu mendapat dukungan. Swasta dilibatkan tetapi masih terbatas. Tetapi yang tampaknya terpenting dan khas dari N21 adalah interaksinya dengan kebijakan persatuan dan kesatuan Indonesia dan pertahanan keamanan yang sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional (Yuliar, 2001).
Di Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan kebijakan – kebijakan mengenai daya saing ekonomi masyarakat Indonesia menghadapi pasar global, kebijakan pengurangan kesenjangan antara lapisan sosial ekonomi, kebijakan pertumbuhan industri nasional khususnya industri teknologi telekomunikasi, kebijakan perbaikan kondisi sosial masyarakat, kebijakan peningkatan pendidikan dan pengajaran serta kebijakan melestarikan kebudayaan nasional.
Sedangkan mengenai kebijakan liberalisasi telekomunikasi tampaknya tidak terlalu mendapat dukungan. Swasta dilibatkan tetapi masih terbatas. Tetapi yang tampaknya terpenting dan khas dari N21 adalah interaksinya dengan kebijakan persatuan dan kesatuan Indonesia dan pertahanan keamanan yang sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional (Yuliar, 2001).
Kesimpulan :
Dalam
rangka membangun masyarakat informasi dunia, memberikan layanan publik dan
menciptakan Sistem Kepemerintahan yang demokratis, transparan, bersih, adil,
akuntabel, bertanggung jawab, responsif, efektif dan efisiensi perlu
pengembangan dan penerapan aplikasi Telematika di lingkungan.
Dengan
mempertimbangkan kondisi saat ini diperlukan proses transformasi yang
melibatkan berbagai komponen bangsa, pembangunan telematika direncanakan secara
matang, cermat, bertahap, realistis dan membumi.