SISTEM
PENUNJANG KEPUTUSAN
Sistem
Penunjang Keputusan Model Dan Pendukung
Kelompok 2
Nama Kelompok : Ahmad Deni Wijaya (10111410)
Dike Suryo
Pamungkas (12111080)
Eti Trisetiowati (12111510)
Nurma Yeni Yuli
Lestari (15111365)
Rifky Mahfud (16111191)
Kelas : 4 KA 40
Kelas : 4 KA 40
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
SISTEM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN : MODEL DAN PENDUKUNG
Sistem.
DSS, GDSS, EIS, dan ES
melibatkan satu istilah: sistem.
Sistem adalah
kumpulan dari obyek-obyek seperti orang, resources, konsep, dan prosedur yang ditujukan
untuk melakukan fungsi tertentu atau memenuhi suatu tujuan.
Koneksi antara dan
interaksi diantara sub sistem disebut dengan antarmuka/interface.
Sistem terdiri dari:
Input, Proses, dan Output.
Input adalah
semua elemen yang masuk ke sistem. Contohnya adalah bahan baku yang masuk
ke pabrik kimia, pasien
yang masuk ke rumah sakit, input data ke komputer.
Proses adalah
proses transformasi elemen-elemen dari input menjadi output.
Output adalah
adalah produk jadi atau hasil dari suatu proses di sistem.
Feedback adalah
aliran informasi dari komponen output ke pengambil keputusan yang memperhitungkan
output atau kinerja sistem. Dari informasi ini, pengambil keputusan, yang bertindak
sebagai pengontrol, bisa memutuskan untuk memodifikasi input, atau proses, atau
malah keduanya.
Environment/lingkungan
dari sistem terdiri dari pelbagai elemen yang terletak di luar input,
output,atau pun proses. Namun, mereka dapat mempengaruhi kinerja dan tujuan
sistem. Bila suatu elemen memiliki hubungan dengan tujuan sistem serta
pengambil keputusan secara signifikan tak mungkin memanipulasi elemen ini, maka
elemen tersebut harus dimasukkan sebagai bagian dari environment. Contoh:
sosial, politik, hukum, aspek fisik, dan ekonomi.
Sistem dan
lingkungannya:
Sistem terbuka (Open
System) sangat tergantung pada lingkungannya. Sistem ini menerima input (informasi,
energi, material) dari lingkungannya dan bisa juga memberikan outputnya kembali
kemlingkungan tersebut.
2 ukuran utama dari
sistem adalah: efektivitas dan efisiensi.
Efektivitas adalah
derajat seberapa banyak tujuan sistem tercapai. Ini mengacu pada hasil atau
output dari suatu
sistem. Doing the right thing.
Efisiensi adalah
ukuran penggunaan input (atau resources) untuk mencapai tujuan; sebagai
contoh, seberapa banyak
Model.
Karekteristik utama
dari DSS adalah adanya kemampuan pemodelan.
Model adalah
representasi sederhana atau penggambaran dari kenyataan.
Terdapat 3 jenis model:
1. Iconic
(Scale).
Replika fisik dari sistem, biasanya dalam skala tertentu dari bentuk aslinya.
GUI pada OOPL adalah contoh dari model ini.
2. Analog.
Tak seperti sistem yang sesungguhnya tetapi berlaku seperti itu. Lebih abstrak daripada
model Iconic dan merupakan representasi simbolis dari kenyataan. Contoh: bagan organisasi,
peta, bagan pasar modal, speedometer.
3. Matematis
(Kuantitatif).
Kompleksitas hubungan dalam sistem organisasi tak dapat direpesentasikan dengan
Iconic atau Analog, karena kalau pun bisa akan memakan waktu lama dan sulit.
Analisis DSS menggunakan perhitungan numerik yang dibantu dengan model matematis
atau model kuantitatif lainnya.
Keuntungan Model.
Di bawah ini adalah
alasan utama mengapa MSS menggunakan model:
1. Biaya
analisis model lebih murah daripada percobaan yang dilakukan pada sistem yang sesungguhnya.
2. Model
memungkinkan untuk menyingkat waktu. Operasi bertahun-tahun dapat disimulasikan
dalam hitungan menit di komputer.
3. Manipulasi
model (perubahan variabel) lebih mudah dilakukan daripada bila diterapkan pada sistem
nyata. Selanjutnya percobaan yang dilakukan akan lebih mudah dilakukan dan tak mengganggu
jalannya operasi harian organisasi.
4. Akibat
yang ditimbulkan dari adanya kesalahan-kesalahan sewaktu proses trial-and-error
lebih kecil daripada penggunaan model langsung di sistem nyata.
5. Lingkungan
sekarang yang makin berada dalam ketidakpastian. Penggunaan pemodelan menjadikan
seorang manajer dapat menghitung resiko yang ada pada proses-proses tertentu.
6. Penggunaan
model matematis bisa menjadikan analisis dilakukan pada kemungkinan-kemungkinan
solusi yang banyak sekali, bahkan bisa tak terhitung. Dengan adanya komunikasi
dan teknologi canggih sekarang ini, manajer akan sering kali memiliki alternatf-alternatif
pilihan.
7. Model
meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan pelatihan.
Proses
Pemodelan.
Berikut
ini adalah proses yang terjadi pada pemodelan:
·
Trial and error dengan sistem nyata.
Tapi ini tak berjalan bila:
1.
Terlalu banyak alternatif untuk dicoba.
2.
Akibat samping dari error yang terjadi
besar pengaruhnya.
3.
Lingkungan itu sendiri selalu berubah.
·
Simulasi.
·
Optimisasi
·
Heuristic.
·
Proses pengambilan keputusan
Intellegence Phase.
Proses yang terjadi
pada fase ini adalah:
·
Menemukan masalah.
·
Klasifikasi masalah.
·
Penguraian masalah.
·
Kepemilikan masalah.
Design Phase.
Tahap ini meliputi
pembuatan, pengembangan, dan analisis hal-hal yang mungkin untuk dilakukan. Termasuk
juga disini pemahaman masalah dan pengecekan solusi yang layak. Juga model dari
masalahnya dirancang, dites, dan divalidasi.
·
Tugas-tugas yang ada pada tahap ini
merupakan kombinasi dari seni dan pengetahuan, yaitu: Komponen-komponen model.
·
Struktur model.
·
Seleksi prinsip-prinsip pemilihan
(kriteria evaluasi).
·
Pengembangan (penyediaan) alternatif.
·
Prediksi hasil.
·
Pengukuran hasil.
·
Skenario.
The Choice Phase.
Pendekatan pencarian
pilihan ada 2:
·
Teknis analitis. Menggunakan perumusan
matematis.
·
Algoritma. Langkah demi langkah proses.
Perbedaan antara metode
pencarian analitis, blind dan heuristic disajikan pada diagram di bawah ini :
Sedangkan diagram
proses yang menggunakan algoritma adalah :
Bagaimana Keputusan itu
Didukung?
Dukungan pada
Intelligence Phase.
Di bawah ini adalah
diagram dari dukungan DSS:
Dukungan
pada design phase.
Di bawah ini adalah
tabel elemen-elemen laporan :
Dukungan pada Choice
Phase.
Suatu DSS menurut
definisinya adalah merekomendasikan tetapi tidak membuat suatu pilihan.
Sebagai tambahan untuk
menggunakan model yang secara cepat mengidentifikasi alternative terbaik atau
good enough , DSS dapat mendukung choice phase melalui analisis what-if dan goal-seeking.
Skenario-skenario yang berbeda dapat dites untuk pilihan yang diinginkan yang
bisa memperkuat keputusan akhir. Sedangkan suatu ES dapat digunakan untuk
membantu solusi yang diharapkan sebagai rekomendasi pada solusi yang layak.
Dukungan pada
Implementasi Keputusan.
Pada fase ini ternyata
keuntungan yang didapat dari DSS juga sepenting atau malah lebih penting
dibandingkan penggunaan
DSS pada fase-fase sebelumnya.
Keuntungannya adalah
dalam memberikan ketajaman dan detil dari analisis dan output yang
dihasilkan.
Untuk ES, jelas
implementasi keputusan di dukung olehnya. Kelebihan ES yaitu ia dapat berfungsi
sebagai sistem
penasehat berkaitan dengan implementasi masalah ini. Terakhir ES menyediakan
training yang
menjadikan segala yang diimplementasikan lebih mudah dan mulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar